Pages

Minggu, 09 Oktober 2011

Agama Cinta

Setiap kali ada peristiwa ledakan bom bunuh diri, hanya satu kata yang bisa mewakili perasaan saya: malu. Betapa tidak, kita umumnya (mayoritas), meyakini bahwa Islam adalah agama damai, anti-kekerasan. Kata Islam itu sendiri bermakna aman, selamat, damai. Kata Muslim itu subyek (Arab: fa’il), yakni orang yang menebar rasa aman. Keyakinan itu tidak hanya terhunjam di sanubari, tetapi juga kita artikulasikan melalui kata-kata dan tindakan. Di banyak kesempatan kita mempromosikan Islam sebagai agama kedamaian, agama toleransi. Tidak sebatas kata, dalam segala tingkah laku, kita pun berusaha sedemikian hingga ikut berkontribusi dalam mewujudkan perdamaian dalam hidup bermasyarakat dan bernegara. Sayangnya, karakteristik Islam sebagai agama kedamaian, yang itu menjadi keyakinan mayoritas Muslim, acap kali dibajak oleh sekelompok kecil Muslim (minoritas) melalui aksi-aksi radikal yang mengatasnamakan Islam, dengan dalih jihad fi sabilillah (perang suci). Akibatnya, citra Islam menjadi buruk. Ironisnya, yang terkena dampak negatifnya adalah Islam secara umum dan kaum Muslim secara mayoritas. Akibat adanya aksi-aksi itu, seakan-akan Islam itu identik dengan kekerasan, dan Muslim itu identik dengan kaum fundamentalis.
Banyak analisis berseliweran terkait peristiwa bom bunuh diri di sebuah gereja di Solo di Minggu pagi (25/9) kemarin. Ada yang menggunakan teori konspirasi, bahwa itu sesungguhnya kerja intelijen asing yang coba merusak citra Islam. Ada lagi, bahwa itu kerja intelijen domestik atas pesanan elite politik dalam negeri untuk mengalihkan isu pemberantasan korupsi. Tetapi, ada pula yang berkomentar sebaliknya, bahwa sel-sel terorisme memang belum pupus di negeri ini (khususnya di Jawa), dan dalam hal ini intelijen kita sudah kecolongan. Sementara itu, tidak sedikit pula intelektual Muslim yang merefleksi-diri, melakukan otokritik, bahwa memang ada “masalah” dengan teks-teks keagamaan kita di satu sisi, serta cara kita (Muslim) memahami teks-teks tersebut di sisi yang lain.

Bias sosio-kultural
Secara pribadi, saya cocok dengan analisis yang terakhir. Bahwa baik Islam sebagai agama, maupun kaum Muslim sebagai entitas umat, keduanya sama-sama memberi kemungkinan untuk dikaitkan dengan, atau digiring pada, aksi radikalisme agama. Yang pertama, Islam, dari sisi doktrin, yang kedua, kaum Muslim, dari sisi kencenderungan keberagaman (baca: cara memahami teks agama). Karakter inilah yang menjadikan keduanya (Islam dan kaum Muslim) mudah dimanfaatkan.
Tetapi, tentu tidak lantas bahwa seluruh doktrin Islam bercorak radikal. Seperti agama-agama besar galibnya, Islam adalah pembawa pesan kedamaian. Islam adalah agama rahmat (QS al-Anbiya’: 107). Namun, harus dipahami pula, bahwa al-Qur’an, sumber utama ajaran Islam itu, tidak turun dalam ruang yang hampa sejarah. Ada konteks sosial-kultural yang melingkupinya. Satu misal saja, bahwa suasana bangsa Arab kala itu adalah masyarakat tradisional dan tribal, di mana budaya primitif seperti perang, perbudakan, dst sangat kental. Sehingga, sangat wajar jika ada beberapa ayat dalam al-Qur’an yang mengekspresikan semangat tribalistik ini. Misalnya, ada ayat dalam al-Qur’an yang memerintahkan jihad secara fisik, perang (Arab: qital). Memang, mungkin saja perintah itu didasari motif keagamaan (dakwah). Tetapi, kemungkinan besar pula jika dilandasi motif demi meneguhkan identitas kelompok di antara pelbagai faksi tribal keagamaan kala itu (misal: suku bani Nazir, bani Quraizah, kaum Yahudi, kaum Narsani, dst). Sehingga, polarisasi istilah mukmin-musyrik, mukmin-kafir, muslim-munafik, dsb, bisa jadi lebih merupakan kategorisasi yang bersifat politik daripada semata-mata keagamaan. Ini berarti harus diakui banyak ayat al-Qur’an yang biased, yang itu disebabkan konstruksi sosial-budaya yang sangat kental di masyarakat pada saat ia diturunkan.
Pertanyaannya, apakah ayat-ayat tentang jihad, perang, dsb yang nota bene biased itu musti dibaca dan dipahami apa adanya (tekstualistik), ataukah kita jumput pesan kemanusiaan di baliknya dengan melihat konteks sosial turunnya (hermeneutik)? Apakah ayat-ayat itu sudah kedaluwarsa, atau berlaku universal tanpa mempertimbangkan kondisi-kondisi kemanusiaan yang dinamis?

Paradigma Ortodoksi
Atas pertanyaan di atas, kaum ortodoks menggeneralisir bahwa kebenaran Tuhan terwujud dalam setiap butir huruf dari teks al-Qur’an dan hadis. Para sarjana Muslim ortodoks, misalnya, dari dulu hingga sekarang sangat kukuh menganut prinsip, “Idza shahhal-hadits fahuwa madzhabi” (terj: Jika sebuah nash/hadis terbukti kesahihannya, maka itulah mazhab/aliran-ku). Lalu, kebenaran itu diyakini bersifat mutlak, dan karenanya melintasi segala waktu dan tempat. Ketika berhadapan dengan realitas sosial, maka nash-lah yang diunggulkan. Realitas sosial musti tunduk di bawah otoritas nash. Argumennya jelas, yang pertama berasal dari Tuhan (melalui wahyu dan nabi yang maksum/suci), sedangkan yang kedua merupakan buah pergulatan sosial manusia yang nisbi sepeninggal Nabi.
Paradigma ortodoksi inilah yang dipilih oleh kalangan Muslim radikal (militan) dalam memahami nash-nash agama. Konstruks nilai tertentu yang diproduksi pada zaman Nabi dan terdokumentasikan dalam teks-teks suci agama (baca: teks-teks tentang jihad dan perang), tanpa mempedulikan biased atau tidak, dianggap sebagai formulasi universal dan ideal, yang harus dirujuk dalam kondisi apa pun, termasuk di dalamnya bagaimana cara pandang kita kepada penganut agama lain. Sampai di sini, lalu tumbuhlah sikap eksklusivisme agama itu, yang memandang penganut keyakinan lain kafir dan musuh, sehingga layak diperangi dan halal darahnya. Na’udzubillah.

Soal Pendekatan
Memang, pada akhirnya kembali pada soal pilihan kita ihwal pendekatan dalam memahami atau menafsirkan teks agama. Pendekatan itulah yang akan menentukan cara pandang kita terhadap suatu fenomena keagamaan. Pendekatan yang dipilih oleh kaum fundamentalis adalah orotodoksi (tekstualisme) an-sich, tanpa pemahaman yang kritis tentang konteks historis saat teks itu muncul, sehingga melahirkan cara pandang yang eksklusif kepada non-Muslim; bahwa siapa pun yang tidak menganut agama Islam adalah “the other” yang, dalam skala tertentu, merupakan musuh yang layak diperangi dan halal darahnya.
Berseberangan dengan kaum fundamentalis adalah kaum sufi (mistikus Islam). Mereka terkenal dengan pendekatannya yang tidak kaku (formalistik) dalam memahami teks-teks agama. Sebaliknya, mereka justru coba menelusuri dimensi batin (esensial) dari setiap fenomena teks (nash). Terkait dengan hubungan antar agama, pendekatan kaum sufi adalah perenialisme, yakni suatu wawasan yang lebih menekankan pada dimensi essoterik (batin) agama, bukan dimensi eksoterik (lahiriah)-nya. Menurut Frithjof Schuon (M Isa Nuruddin), semua manusia secara naluriah (fitrah) ingin mendekat ke Tuhan (baca: beragama), inilah dimensi essoterik. Hanya saja, cara atau jalannya berbeda-beda. Cara atau jalan inilah yang kemudian disebut agama, hal mana di dalamnya tercakup ritual, moral, dst, yang bersifat khas, dan ini semua dimensi eksoteriknya. Orang yang terpaku pada eksoterisme, cenderung eksklusif, memandang orang lain agama sebagai “yang lain”, bahkan mungkin musuh. Sebaliknya, yang konsern pada essoterisme, cenderung inklusif, bisa menyelami dan memahami keyakinan lain yang berbeda, sehingga tumbuhlah sikap-sikap toleransi. Sebab, seperti kata Jalaluddin Rumi, manusia tidak memilih agamanya, tetapi Tuhan-lah yang memilihkan agama untuknya. Ini berarti bahwa keberagamaan seseorang itu bersifat sakral, sehingga sangat tidak etis alias amoral ketika kita mencela, merendahkan, mendiskreditkan seseorang hanya karena faktor agama yang dianutnya.
Dalam selaksa syairnya, Syekh Abdul Karim al-Jili (murid Ibn Arabi) menulis: Waqad kuntu qablal yaumi un-kiru shahibi//Idza lam yakun dini ila dinihi dani//waqad shara qalbi qabilan kulla shuratin// famar'a li ghazlanin wa dairun liruhbani//wa baitun li autsanin wa ka'batu tha-ifin//wa alwahu tauratin wa mush-hafu Qur'ani//adinu bi dinil hubbi anna tawajjahat//raka-ibuhu fal hubbu dini wa imani , artinya kurang lebih: Sungguh sebelum hari ini aku tak mau bersahabat dengan teman yang tidak seagama denganku. Namun sekarang, hatiku menerima segala perbedaan. Hatiku ibarat padang rumput bagi setiap rusa. Hatiku tak ubahnya rumah bagi pendeta, kuil bagi berhala, Kakbah bagi yang tawaf; hatiku laksana lembaran taurat dan mushaf Qur’an. Aku memeluk agama cinta, kemana pun ia melaju. Sekali lagi, cinta agamaku dan imanku.
Syair-syair di atas tentu tidak hendak menunjukkan paham sinkretisme agama si penulis, sebab kita tahu bahwa ia seorang Muslim, pengikut Syaikhul Akbar Ibnu Arabi. Tetapi, itu merupakan ekspresi batin seorang Muslim yang telah sampai di dasar hati-sanubari dalam menyelami spiritualitas penganut agama lain. Ia bukan sekadar mengakui keimanan dan eksistensi kaum non-Muslim, tetapi lebih dari itu memahami sedalam-dalamnya konsep dan sistem dari keyakinan yang mereka, sehingga ia tidak lagi terpaku pada formalisme keagamaan masing-masing, tetapi esensi sepiritualiasnya. Manakala ini yang jadi patokannya, maka tidak ada alasan untuk menjaga jarak dengan orang lain hanya karena ia lain agama. Sebaliknya, yang ada adalah rasa cinta dan kasih sayang (mahabbah) antar sesama yang didasari oleh rasa saling memahami keyakinan satu sama lain.Wallahu a’lam. (*)
==Sabrur Rohim, Eksponen MWI th 1994== Selengkapnya

Minggu, 24 Juli 2011

bHs pezbuk bahasa facebook GAWUZ AbiLLLL EH gaul abizzzz

Bahasa Menentukan Prilaku Manusia
Mendengar istilah meneketehe, lebay, atau boil merupakan istilah-istilah tersebut merupakan beberapa contoh bahasa gaul remaja Indonesia saat ini. Istilah-istilah yang dibuat remaja itu merupakan bahasa komunitas mereka yang digunakan sebagai simbol keakraban dalam interaksi verbal yang bersifat informal.
Guru Besar Bahasa Indonesia FIB UGM, Prof. Dr. I Dewa Putu Wijana, S.U., M.A., mengatakan sebagian besar bahasa gaul remaja terbentuk dari kata bahasa Indonesia informal. Di antara kata-kata itu, memang ada kata-kata yang benar-benar merupakan kata percakapan bahasa Indonesia dan ada pula kata bahasa baku yang mengalami berbagai perubahan bentuk ucapan dan ejaan serta maknanya. Sementara itu, daftar istilah yang digunakan untuk memperkaya bahasa gaul remaja diambil dari berbagai bahasa. “Permasalahan ini cukup rumit karena ada banyak yang berinteraksi dengan bahasa Indonesia dan sejumlah bahasa itu memperkaya khasanah bahasa gaul remaja di Indonesia,” kata Putu Wijana dalam Pidato Dies Natalis ke-64 FIB UGM.
Dalam pidato yang berjudul Bahasa Gaul Remaja Indonesia dan Berbagai Persoalannya, Putu Wijana mengatakan sumber kosa kata bahasa gaul berasal dari bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing, seperti Inggris, Belanda, bahasa latin, Arab, Cina, dan Sansekerta.

Kendati demikian, kata Putu Wijana, dialek Jakarta adalah dialek bahasa Indonesia yang pengaruhnya paling dominan dan memberikan sumbangan paling signifikan bagi perkembangan bahasa gaul remaja. ''Saat ini, beratus-ratus kata dari bahasa Indonesia dialek Jakarta menghiasi bahasa gaul remaja Indonesia,'' tambahnya.
Putu Wijana juga berpendapat di dalam bahasa gaul sebenarnya tercermin segala tingkah laku dan pola pikir pemakainya. Menurutnya, kajian bahasa gaul yang digunakan para remaja akan mampu mengungkapkan berbagai hal yang melatarbelakangi kehidupan para remaja. Dengan demikian, hal itu dapat digunakan sebagai referensi untuk memahami perilaku mereka serta berupaya ikut menyelesaikan persoalan hidup yang dialami.
“Bahasa tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia. Sebaliknya, hampir semua kecenderungan para remaja itu tidak pula dapat dilepaskan dari aktivitas pemakaian bahasa,” jelasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

sumber dari :http://www.ugm.ac.id/new/?q=id/news/bahasa-gaul-cermin-perilaku-remaja

NAH dibawah ini ada bbrap istilah yg kerap muncul di zmz atau FB. mgkin perlu untuk kamu ketahui:
hbd : happy birth day.
WUATB : Wish u alL the besT
* Kongkow : Nongkrong (dipakai untuk melakukan aktifitas kumpul-kumpul bareng temen-temen)
* Ngastik : Nggak asyik (dipake buat mengungkapkan sesuatu yang tidak enak dirasa, didengar, dan diliat)
* Lonte : Pelacur
* Poskul : Pulang sekolah (kadang juga berlaku buat menyatakan pulang kantor)
* Gw, w, oGut, Gout, wa : Saya, aku
* Loe, lo, lu, lw, u : kamu
* SMS : suka sama suka
* sodokur : sodara
* Titi kamal : hati2 kalau malam
* balon : bakal calon
* bekibolang : belok kiri boleh
* brondong : lebih muda
* brownis : brondong manies
* cemat : cewe matre
* cemen : gak ada nyali
* CDMA : cape deh males ah
* cileduk : cinta lewat dukun
* Dedi dores : dengan dirinya doa restu
* ember : iya EMANG. (benar/setuju)
* gahom : gagah homo
* Gorda : gorila darat (khusus buat orang yang mukanya jelek banget!!)
* Back ground : Back = belakang Ground = Genderuwo (coba Loe artiin sendiri)
* Lekong : Banci kaleng
* Mawar : mau
* Sangs : kepengen
* Suamsuam kuku : Suamiku
* Ngemeng : Ngomong/bicara
* Titi Dj : aTi aTi Di Jalan
* ToMingSe : Tolong Mingkem Sedikit
* HandyCam : Makan pake tangan
* Gancet : Ngesex
* JabLuk : Jablay Buluk
* Sokam : Rokok 234
* Jokul : Jual
* Dokat : duit
* Gara : Kaga/ngga/tidak
* Dae : Ada
* Mokad : ma*pus/mod4r/mati
* Kobam : Mabok
* Ngelonjor : ngelamun jorok
* Sekwilda : sekitar wilayah dada
* Boker : Buang air besar
* Bobi : botak biadab (hayo siapa tuh? )
* japak : jablay pakuan...
* pasutri : pasukan suami takut istri
* cimut : ciuman maut
* kamsut(kemek) : makan
* sunge : sunda ngehek
* hasem : belom ngerokok
* skull : sekolah
* kull : kuliah
* ngondoy : turun
* Meneketehe : Mana Aku tau
* Kemsi : Kemek siang (makan siang)
* Parno : Paranoid
* Sherina : Serius na
* Marsyanda : Masa oloh serius na
* Tp : tebar pesona
* Gaptek : gagap teknologi
* Neting : Negatif Thinking
* Doror : Double eror
* Tajir : Orkay (orang kaya)
* jadul : jaman dulu
* Ciamik : bagus
* Cingcay lah : lumayan lah
* Jarpul : jarang pulang
* SMP : sehabis makan pulang
* Capcus : cabut (pulang/pergi)
* Macacci : masa sih
* Makaci : terimakasih
* Bapuk : jelek/buluk
* Caur : ancur
* Gazebo : Gak zelas bo
* Nembak : menyatakan cinta
* Jadian : pacaran
* pet cang tai : capek
* Tase : bermesraan
* Tababmerematahua : (udah yang palng jelek!)
* AA Gym GTL : agak agak gimana gitu loh!
* OMG : oh my god!
* Siting sob (giting, alias sinting sob!)
* Bokis : bohong
* Jorki : Joker (jorok)
* Pewe : Posisi (Wu)enak
* Songong : belagu
* Pecun : perek culun
wp? : wani piro ?
kamsude: maksude?
Kamsud lo?:
orRa pacullll: ora patut (luar biasa)
NGIdER jal: nGILOO dELENG rAINE jal (NGACA COBA, LIAT MUKANYA)
mantannnp:mana tahannn)
M.S : Mbelek Singa (Lebih zerem dari "Tai Kucing")
T.P : Tebar Pezona
sudoku: sukurin deh kamu
sebel:seal bener (sial bener)
GateWay: Ga' lucu tau!
ssg:suka suka guweh
ra kuku: ora kuwat
Gondes: gondrong ndeso
Golkar: Guoblok Kwadrat
kismis:miskin
DDR: daya dong rendah
Pao: mondol
BTW: by the way: omong-omong ....
GaDoy: ga doyan
pulkam: pulang kampung
tm jaka: tambah manis aja kamu
jaka sembung naek ojek: ga nyambung jack!
jaka sembung bawa golok: ga nyambung goblok
jaka sembung bawa grobak: ga nyambung pak!
jaka sembung pake kebaya: mau kondangan kemane?

mc ceee: massa sieeh
ceue: cewe
couo: cowo
kendo lah: goblok lah
kendo lah kowe: kamu g pake otak







Tp"

Selengkapnya

Jumat, 22 Juli 2011

Lomba Tingkat (LT) II Pramuka 2011 Kwaran Petanahan



(Untuk mendapat kualitas gambar foto yg terbaik, silahkan klik saja fotonya, ntar jadi besar shingga lebih baik dr foto yg terpampang di blog ini.makasih)
Foto bareng ... keep kebersamaan, samangat forever.

Foto bareng ... keep kebersamaan, samangat forever.

Mba Ida : Ibu Tenda Putri


LT II Kwaran Petanahan, MTs WI Regu Sakura peroleh Juara Umum II Putri dan Regu Garuda Peroleh Juaran Umum III Putra


LT II Kwaran Petanahan tahun 2011 digelar mulai tanggal 19-21 Juli 2011 bertempat di area wisata pantai pandan kuning petanahan. Lomba Tingkat yang berbarengan dengan pesta Jambore Pramuka khusus SD ini berlangsung dengan meriah, aman dan terkendali.
Lomba yang khusus diperuntukkan bagi peserta didik tingkat MTs/SMP ini diikuti oleh 6 (enam) pangkalan, dengan masing-masing pangkalan mengirimkan 2 (dua) regu pa/pi. sehingga total regu yang turut serta dalam beranea jenis perlombaan adalah 12 regu.

Adapun materi-materi lomba yang digelar adalah:
Bidang Keterampilan meliputi: Memasak, Poster, Merawat Jenazah, Teknologi Tepat Guna, Pioneering. kemudian Pidato Bhs Inggris, Peta Pita, Bidang Penjelajahan yang meliputi (PUK, PPPK, Kim Pendengaran, Menaksir, Tali Temali, Sandi Morse, semaphore, dll), bidang Halang Rintang (yang hanya terdiri dari merayap), bidang Keagamaan yang terdiri dari Sholat Jama'ah dan Ceramah Agama, bidang Bhakti Masyarakat (kebersihan lingk dan bhakti sosial), bidang Olah raga dan Seni yang terdiri Lomba Senam Pramuka, Busana, Pentas SeniBudaya, dan Volley), Bidang Upacara dan Apel, Bidang Kunjunagn Pameran, dan Bidang Pertendaan. Dari sekian banyak bidang yang diperlombaan, ternyata beberapa bidang tidak dilaksanakan seperti: Persaudaraan, Halang rintang (Merayap), Bidang keagamaan (Sholat jama'ah, Ceramah agama,) Bidang Bhakti Masy (Kebersihan lingk, dan bhakti sosial), Upacara dan Apel juga tidak ada nilai, demikian Pula kunjungan pameran dan pertendaan tak ada penilaian.

demikianlah uraian singkat Tim Jurnalis MWI langsung dari lapangan, yang melaporkan segala perkembangan dan pemantauan khususnya terhadap peserta didik MWI (MTs WI)yang ikut menjadi peserta lomba.

(


Ecay, Pemimpin Regu Garuda MTs WI (posisi siap Tempur: darat, udara, laut)

Senyum khas Briptu Norman Kamaru (Melayani rakyat dengan ramah dan senyum)

Fafa

Raffi

Heri


















Nama Peserta Regu Garuda MTs WI :

Einan Z'u Azkenazy (Ecay)
Heri Rahman Hakim (Heri Wae)
Nur Anwar SIDiq (SID)
Ashar Fauzi (FaFa)
Rafi Antabika (Raffie)
Oki Miftakhur Rizki (Oki)
Dimas Ahmad Munjazi (Diemaz)
Rizal Junaedi (Rizal)
Fajar Al Mujahid (Briptu Noorman Kamaru)
Chaidar Aji Nugroho (Edar)

Nama Peserta Regu Sakura MTs WI :
Amalia Khasanah (lia)
Suci Setiyaningsih (Thea)
Ulfah Yuliana (Ulfah Freen)
Rahayau Handayani (Ayu-q)
Amaliatul Fidaus (Amal)
Warih Purwendah (Warih)
lulu Eka Alfiyani (Lulu)
Nailu Fadhilatullaili (Nayloe)
Nurul 'Azizah (Nurul)
Fadhilatur Risqiyah (Rizq)






Pada REKAPITULASI NILAI hasil lomba LT II, bidang PENJELAJAHAN tidak dirinci. padahal pada bidang ini ada 9 lomba/ pos. sehingga ada kemungkinan MARK-UP nilai berada pada posisi rekap bidang PENJELAJAHAN. masyarakat, peserta, pihak pangkalan sama sekali tidak dibertahu berapa nilai uang diperoleh per regu pada setiap pos. beberapa pos/lomba dari 9 lomba yang ada di bidang PENJELAJAHAN adalah: PUK, TALI TEMALI, SEMAPHORE, MORSE, SANDI, PBB, KIM PENDENGARAN, MENAKSIR, PPPK.

PEROLEHAN NILAI UNTUK PENJELAJAHAN UNTUK PI:
MTs GR PENATUS......960,33
MTs KRITIG..........929,00
MTs JAGAMERTAN......877,00
MTs WI KARANGDUWUR..976,00
SMP PGRI PET........893,33
SMP N 1 PET........1112,67

PEROLEHAN NILAI UNTUK PENJELAJAHAN UNTUK PA:

MTs GR PENATUS......947,0
MTs KRITIG..........1016,3
MTs JAGAMERTAN......804,7
MTs WI KARANGDUWUR..951,3
SMP PGRI PET........770,3
SMP N 1 PET........1094,7

--_--_---__--___-----_----___
__-__-___--__---_____-____---
PENTAS SENI



MALA zma9at 45




NAILOE and Moya, n her father n adek

Raffi (jaga emoZI)

support itu wajib.fardu 'ain.

temen-temen kasih support

ketemu lagi bareng kita" mala +ghoni+hana ... dalam acara trala trili

Edar ...speak speak English. n any time ago, we are tobe a winner

Warih...speak speak english. the winner is ...

THE WINNER
sales promotions Girlz ... hi zerem...


happy" boleh....lah. sip.makasih perjuangan ka" pembina

tHEa ... seneng buanget dapet piala juara ke-II

ga ada recehan mas.... alay..alay

Sakura MTs WI .... kompaq

ni lage...ni lage

Ulfah ...habiz kemah, nrusin bikin novel di FB y...don't forget it

jd inget mamahpapah... jd pengen na9is

eit... ternyata biza narzis jg q ...cisss

warih




ada yg ngantri download foto ini... eit, ingat. tdk boleh utk kejahatan. the crime is very-very bad

keep smile please ....






Merana ....

ntar malem digrumutin zmooth

cis....on two three ...Ceprot!!!



Umbah-umbah, lempit-lempit

master of kecak dancer


siap grak lencang depan gak
kecaks dancer
tari melayu





lain-lain ....
Penerimaan Penghargaan Bagi Peserta Didik MTs-WI yang Berprestasi.






latihan Pramuka MTs WI di pandu Ka" dari MA-WI

latihan Pramuka MTs WI di pandu Ka" dari MA-WI

latihan Pramuka MTs WI di pandu Ka" dari MA-WI Selengkapnya