Pages

Kamis, 24 Februari 2011

What Happen with Makam Gus Dur Ambles ?

 Para Peziarah: Memuja Gusdur, Mendo'akan Gusdur, juga Minta Agar Arwah Gus Dur Mendoakan/ menyampaikan permintaan mereka kepada Allah SWT.

Republika OnLine » Breaking News » Nasional
Makam Gus Dur Ambles,
Beredar Kabar Kain Kafan Gus Dur Terlihat
Ahad, 20 Februari 2011, 19:57 WIB

Makam Gus Dur Ambles, Beredar Kabar Kain Kafan Gus Dur Terlihat

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA-- Masyarakat diminta tenang dan tidak perlu risau keberadaan makam mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di kompleks Pondok Pesantren Tebuireng, Desa Cukir, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, yang ambles akibat diguyur hujan.

"Tidak perlu ada yang dikhawatirkan dengan makam Gus Dur. Pihak keluarga selalu memperhatikannya," kata Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Timur (Jatim), Saifullah Yusuf, di Surabaya, Ahad.

Ia sama sekali tidak percaya jika makam yang ambles itu sampai kelihatan kain kafan jenazah cucu pendiri Jami'iyyah Nahdlatul Ulama (NU) Hadratus Syekh Hasyim Asy'ari tersebut.

"Nggak mungkinlah sampai kelihatan kain kafannya karena begitu ambles sedikit saja sudah ada yang menguruknya. Makam itu di tengah pondok, sudah barang tentu banyak yang mengurusnya selain dari pihak keluarga," kata Saifullah yang juga masih keponakan Gus Dur itu.

Apalagi amblesnya karena hujan sehingga menurut dia, sangat tidak mungkin sampai kelihatan jasadnya yang berada di dalam tanah sekalipun hujannya deras. "Amblesnya pun hanya karena struktur tanah. Itu pun tidak parah karena di sana bukan tanah pegunungan yang mudah longsor," katanya menjelaskan.

Terkait amblesnya makam Gus Dur itu, pemerintah tidak perlu turun tangan karena sudah bisa diatasi sendiri oleh pihak keluarga. "Soal makam, pemerintah memang tidak ikut 'cawe-cawe' karena itu hak keluarga.

Pemerintah hanya membantu pembangunan infrastruktur untuk mempermudah para peziarah agar tidak mengganggu kegiatan belajar dan mengajar para santri," katanya.

Untuk pembangunan infrastruktur dialokasikan dana sedikitnya Rp180 miliar oleh pemerintah pusat, Pemprov Jatim, dan Pemkab Jombang. Dana itu digunakan untuk penyediaan lahan parkir, fasilitas umum bagi para peziarah, dan peningkatan jalan raya ruas Jombang-Cukir.

Sementara itu, pengasuh PP Tebuireng, KH Sholahuddin Wahid atau Gus Sholah, menyatakan makam kakak kandungnya itu sudah dibenahi oleh pihak keluarga. "Makam itu ambles pada Selasa (16/2) lalu, saat saya berada di Jakarta. Saat itu juga saya perintahkan segera diuruk," katanya saat dihubungi dari Surabaya.

Gus Dur meninggal dunia di Jakarta pada 30 Desember 2009 dalam usia 68 tahun. Jenazah mantan Ketua Umum PBNU itu dimakamkan di PP Tebuireng dalam upacara militer yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 31 Desember 2009.

Makam Gus Dur Ambles, Kafan Masih Putih Bersih
Harian Surya-Tribunnews.com - Sabtu, 19 Februari 2011 12:35 WIB

JOMBANG | SURYA - Akibat guyuran hujan deras tiga hari berturut-turut, makam mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Kompleks Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, ambles. Yang mengagetkan, kain kafan yang membungkus jasad Gus Dur masih utuh dan putih, sehingga diduga jasad cucu pendiri NU itu juga masih utuh.

Hasan, seorang penjaga pos utama Ponpes Tebuireng, menyatakan peristiwa itu terjadi Selasa (15/2). Dia mengaku ikut menutupi lubang makam Gus Dur yang ambles dengan pasir dan tanah.

Di bawah guyuran hujan deras, dia mengaku bersama empat orang, termasuk Zainul, anaknya, melihat sesuatu yang ganjil. “Kami melihat kain kafan Gus Dur masih terlihat putih. Tetapi saya tidak berani cerita, bukan wewenang saya,” kata Hasan, Jumat (18/2).

Zainul, petugas keamanan pondok mengatakan, amblesnya makam Gus Dur terjadi siang hari saat pengunjung makam Gus Dur lumayan banyak.

Kejadian itu pun membuat penghuni ponpes kelabakan. Mereka ramai-ramai melihat kejadian tersebut. Sebuah lubang akibat gerusan air menganga sehingga menampakkan kain kafan pembungkus tubuh tokoh yang dikenal dengan berbagai anekdotnya ini. “Subhanallah, kain kafan Gus Dur masih utuh. Putih bersih seperti baru,” kata Zainul, Jumat (18/2).

Diungkapkan, kejadian itu pertama diketahui Waldi. “Namanya Pak Waldi, pedagang asongan yang biasa menjajakan VCD tentang Gus Dur,” imbuh Zainul.

Menurut Zainul, Waldi melaporkan kejadian itu kepadanya yang saat itu kebetulan berjaga di pos utara (pos pintu keluar masuk peziarah). Zainul pun segera menuju areal makam.

Selanjutnya, bersama beberapa orang dia menguruk lubang di makam itu dengan pasir dan tanah. Sementara penjaga dan pengurus pondok langsung membuat barisan menutupi lubang di pusara Gus Dur. Hal ini agar peziarah tak sampai mengambil gambar. Kabar itu sendiri terkesan disembunyikan oleh pengurus pondok lainnya.

Pengasuh Ponpes Tebuireng KH Sholahuddin Wahid (Gus Sholah) membenarkan kejadian itu. Menurut adik Gus Dur ini, amblesan ini merupakan kali sekian mengingat makam itu masih berupa tanah, belum dilakukan pengkijingan (dicor). “Hujan sangat lebat, tanahnya ambles, biasa,” kata Gus Sholah ketika dihubungi, Jumat (18/2).

Pasca amblesnya makam Gus Dur, keluarga besar mantan Ketua Umum PBNU itu menggelar rapat di Jakarta. Sholahul Am Notobuwono (Gus A’am), anggota keluarga Bani Hasyim membenarkan fenomena itu sedang dibahas dalam keluarga besar Bani Hasyim. “Sekarang saya lagi di Jakarta dan keluarga besar sedang membahas masalah amblesnya makam Gus Dur,” terang Gus A’am, saat dihubungi via ponsel, Jumat (18/2) sore.

Ketua PC GP Ansor Jombang ini menginformasikan peristiwa amblesnya makam Gus Dur sengaja disembunyikan guna mencegah makin membludaknya peziarah ke makam cucu pendiri NU, KH Hasyim Asyari itu.

Terkait amblesnya makam Gus Dur, menurut Gus A’am, sebenarnya telah direspons langsung oleh dua putri Gus Dur, dengan mengunjungi makam ayahandanya itu, Selasa (15/2) malam. Kedua putri Gus Dur yang ke Tebuireng itu Inayah dan Alissa Qotrunnada. “Mereka datang hanya beberapa jam setelah makam ambles,” kata A’am.

Pengurus Ponpes Tebuireng Lukman Hakim membenarkan makam Gus Dur ambles, Selasa (15/2) lalu. “Yang saya tahu, itu terjadi Selasa, 15 Februari 2011 bertepatan Maulid Nabi,” kata Lukman, Jumat (18/2) sore. Saat itu peziarah membludak dan hujan turun cukup deras.

Amblesnya makam, menurut Lukman, karena air yang jatuh dari atap pendopo makam yang terus-menerus menggerus tanah di atas pusara. “Padahal, tanah urukan Gus Dur itu tidak dilakukan pemadatan karena tidak ada yang berani melakukannya. Karena kepadatan tanah urukan kurang, maka saat tergerus air terus-menerus menjadikan makam ambles,” kata Lukman.

Tapi dia tegas membantah jika amblesnya makam membuat jasad Gus Dur terlihat. “Kafannya saja tidak kelihatan, apalagi jasadnya,” tegas Lukman.

Disinggung adanya saksi mata mengaku melihat hal itu, Lukman bersikukuh itu tidak benar. “Itu bohong, yang ngomong begitu jelas bohong,” kata Lukman.

Yang jelas, untuk mengantisipasi terulangnya kejadian itu, makam Gus Dur kini dikelilingi tembok penahan sepanjang 11 meter, lebar 2,5 meter, dan tinggi sekitar 15 sentimeter. Proses pengerjaan hingga kemarin sore baru selesai 50 persen. “Ini agar air yang jatuh dari atap pendopo tidak langsung menggerus makam Gus Dur,” kata Lukman.

Bukti Kewalian

Kabar amblesnya makam Gus Dur dan memperlihatkan kain kafan yang masih putih bersih ditanggapi beragam. Munasir Huda, warga Desa Cukir, Kecamatan Diwek menyatakan fenomena seperti itu sangat mungkin terjadi pada Gus Dur. “Itu menunjukkan sifat kewalian Gus Dur,” kata Munasir Huda, Direktur LSM Alharaka.

“Kami mendengar jika jasad mendiang Gus Dur tidak hanya itu, malah saat ambles, tampak sinar muncul dari dalam tanah yang memancar dari jasad beliau,” tutur Munasir Huda.

Huda meyakini, fenomena itu bisa terjadi pada Gus Dur, yang wafat pada 30 Desember 2009. Sebab, sepak terjang dan perjuangan Gus Dur selama ini menunjukkan dirinya dekat dengan sifat wali. “Apalagi kejadian amblesnya makam hingga terlihatnya jasad Gus Dur yang masih utuh itu bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi. Allah itu Maha Besar. Kalau Allah berkehendak, apa yang tidak mungkin bisa terjadi. Ini menunjukkan sifat kewalian Gus Dur kian kentara,” katanya.

Ketua MUI Jombang KH Cholil Dahlan menyatakan, fenomena jasad utuh setelah dimakamkan bertahun-tahun bukan hal aneh. Sebab, dalam hadis antara lain sudah dinyatakan, Allah akan menjaga jasad orang tertentu dari dimakan tanah.

Orang-orang khusus atau tertentu itu, menurut KH Kholil, ciri-cirinya antara lain jasad orang yang hapal Alquran, sekaligus menjaga amalannya sesuai nilai-nilai Alquran itu.

“Sangat mungkin karena Gus Dur dikenal istikomah (konsisten) dalam menjalankan syariat Islam. Istikomah melakukan amalan sesuai nilai-nilai yang terkandung dalam Alquran,” dalih KH Kholil.

Fenomena ini, menurutnya, akan memberikan pelajaran kepada yang hidup agar menjalankan amalan yang sesuai nilai-nilai Alquran.

Ahli Geologi Jogjakarta Agus Hendratno pernah menyatakan, dari teori geologi, bisa saja jasad yang dikubur akan tetap utuh. Penyebabnya mungkin saja di dalam tanah tidak terdapat hewan organik yang bisa mengubah jasad manusia, seperti kulit dan daging menjadi tanah.

“Sebenarnya peristiwa utuhnya jenazah masuk lebih kepada urusan spiritual. Tapi kalau mau dikaitkan dalam teori geologi, bisa saja di liang lahat itu tidak terdapat hewan organik,” urainya.

KH Said Budairy pernah membahas jasad yang diketahui masih utuh walau sudah meninggal beberapa tahun. Menurutnya, jasad itu dilindungi Allah. “Biasanya yang jasadnya seperti itu adalah orang-orang yang hafidz (hapal) Alquran dan alim,” jelasnya.

Sekadar diketahui, peristiwa jasad utuh tidak hanya dialami oleh Gus Dur. Agustus 2009, warga Tangerang dikagetkan ketika menyaksikan jasad Kiai Abdullah Mukmin masih utuh. Padahal usia jasad sudah 26 tahun. Kiai Abdullah adalah guru agama. Pada tahun 1950-an, setelah belajar di Darul Ulum, dia ke Makkah selama 25 tahun.

Peristiwa sama terjadi di Banjarmasin September 2009. Saat itu makam Murah bin Jamil dibongkar untuk dipindahkan. Pihak keluarga kaget, kondisi rangka, kulit, daging rambut dan gigi masih tetap terpasang. Padahal Murah bin Jamil telah meninggal 8 tahun sebelumnya.

“Beliau dikenal orang yang sederhana, baik hati dan perhatian dengan keluarga. Bahkan, beliau sayang dengan masyarakat sekitar,” kata seorang anggota keluarga, waktu itu.

Di Pekalongan, ada jasad dikubur lebih dari 30 tahun masih utuh. Bahkan kain kafan dan talinya tak rapuh. Sayangnya, warga tidak mengetahui nama dan ahli waris dari jenazah itu.

Editor: Gusti Sawabi   |  Sumber: Surya
Akses Tribunnews.com lewat perangkat mobile anda melalui alamat m.tribunnews.com

Makam Gus Dur Ambles, Peziarah Lihat Kain Kafan Masih Utuh
Written by Administrator  
Friday, 18 February 2011 20:24

Amblesnya makam Presiden RI ke-4 KH Abdurrahman Wahid atau yang akrab dipanggil Gus Dur diketahui beberapa peziarah. Saat itu peziarah yang datang bertepatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Selasa (15/2/2011) sore hari melihat tanah gundukan itu bergerak.

Makam Gus Dur Salah satu saksi yang sehari-hari berjualan VCD tentang Gus Dur, Waldi (37) mengaku selain melihat tanah bergerak dirinya juga melihat kain kafan itu utuh dan masih putih. Padahal usia makam sudah berusia 1 tahun.

Pria yang tinggal di kawasan Tebuireng Gang 2 mengaku berteduh di sebelah barat makam Gus Dur saat hujan deras. Beberapa saat kemudian, tiba-tiba makam Gus Dur ambles.

"Saya lihat sendiri, makam Gus Dur ambles dan kelihatan kain kafannya masih utuh," kata Waldi saat ditemui detiksurabaya.com di Tebuireng Gang 2 tempatnya berjualan, Jumat (18/2/2011).

Saat itu juga, kata Waldi, pihaknya segera melapor ke petugas keamanan ponpes. Tanpa menghiraukan hujan, beberapa pengurus ponpes berusaha memperbaiki dan memperbaiki makam dengan pasir agar kondisi makan tidak terlalu parah. Peziarah pun disarankan untuk tidak mengambil gambar Gus Dur yang terlihat kain kafannya yang utuh.

Dari pengamatan detiksurabaya.com, saat ini makam Gus Dur sudah dibenahi menggunakan pasir dan telah dipasang pagar pembatas agar peziarah tidak mengambil gambar. (detikcom)

GUSDUR: MAKAM GURU BANGSA INI AMBLES FIRASAT APA YA UNTUK BANGSA INI ?
INDONESIA GLOBAL

Liang Lahat Makam Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Jombang, Jawa Timur, Ambles


Inayah, putri bungsu Gus Dur, menyalakan lilin mengenang bapaknya
Putri Gus Dur: Makam Turun Beberapa Kali
"Sebagai makam yang masih baru, tanah makam Gus masih belum padat."
Jum'at, 18 Februari 2011, 21:29 WIB

Makam Gus Dur


Makam mantan Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, sempat ambles. Beredar kabar, kain kafannya masih terlihat bersih.

Putri Gus Dur, Alissa Wahid menjelaskan, penurunan makam terjadi pada Selasa (15/2) sore, setelah hujan deras mengguyur Jombang.

"Sebagai makam yang masih baru, tanah makam Gus masih belum padat, sehingga beberapa kali mengalami penurunan. Diperkirakan sekitar dua sampai tiga tahun," kata Alissa dalam akun Twitter, Jumat 18 Februari 2011.

Meski beberapa kali mengalami penurunan, Alissa mengakui, ini yang paling parah. "Kali ini turun paling dalam. Air yang cukup deras tidak tertampung saluran yang ada," tambah dia.

"Rabu pagi, dengan arahan Bu Nyai farida Sholah, kami dan pengurus pondok pesantren telah ambil beberapa langkah pencegahan," tambah Alissa.

Sementara, Lukman Hakim, salah seorang pengurus Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang mengatakan, makam ambles pukul 15.00 WIB tepatnya saat Maulid.

Pihak pesantren menambahkan tanah ke makam Gus Dur. "Kalau diurung kira-kira sampai membutuhkan tiga karung tanah," terang Lukman.

Gus Dur wafat pada Rabu 30 Desember 2009 sekitar pukul 18.40 WIB. Kondisi kesehatan Gus Dur menurun sejak menjalani operasi gigi Senin 28 Desember 2009 lalu.

Makam Gus Dur Ambles Saat Hujan Deras
Peziarah makam Gus Dur menjadi saksi mata saat makam ambles.
Jum'at, 18 Februari 2011, 14:57 WIB

Lukman Hakim, salah seorang pengurus Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur membenarkan peristiwa amblesnya makam mantan Presiden RI ke-4 KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Meski keluarga Gus Dur di Jakarta baru mendapat kabar hari ini, peristiwa itu sebetulnya terjadi pada Selasa lalu.

"Yang saya tahu, itu terjadi Selasa kemarin, 15 Februari 2011 sekitar pukul 03.00 WIB saat Maulid Nabi Muhammad SAW," kata Lukman Hakim dalam perbincangan dengan VIVAnews.com, Jumat 18 Februari 2011.Saat itu peziarah membludak dan hujan turun cukup deras.

Menurut dia, amblesnya makam Gus Dur itu cukup dalam. Berapa kedalamannya? "Kalau diurug (ditutup) kira-kira membutuhkan tiga karung tanah," kata Lukman.

Saat ini, lanjut dia, sedang dilakukan perbaikan di makam Gus Dur. Kondisi makam Gus Dur berada di komplek pondok pesantren dengan permukaan paving blok.

Lukman juga mendapat kabar bahwa saat ambles itu, kain kafan Gus Dur terlihat sangat bersih seperti baru. "Saya dengar dari mereka yang berziarah menjelang peringatan Maulid," ujar dia.

Sementara adik kandung Gus Dur, Sholahuddin Wahid atau Gus Sholah mengaku baru mendengar kabar itu kemarin. "Saya malah baru dengar kemarin. Kalau, ditanya ambles atau kain kafannya masih utuh, ya lihat saja sendiri. Saya masih di Jakarta ini," tegas Gus Sholah.

Umat Lintas Agama Doakan Gus Dur di Gereja
Kirim doa diikuti ratusan orang dari berbagai eleman agama seperti Islam, Kristen, Buddha
Inayah, putri bungsu Gus Dur, menyalakan lilin mengenang bapaknya (Antara/ Ismar Patrizki)
Mengenang setahun wafatnya KH Abdurahman Wahid (Gus Dur), malam ini ratusan umat lintas agama menggelar doa bersama dengan tajuk 'Gus Dur Memorial Lecture'.
Peringatan meninggalnya 'Bapak Pluralisme Indonesia' tersebut digelar di halaman Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) di Jalan Aditiyawarman, Jombang.
"Acara dimulai pukul 19.00 WIB hingga pukul 23.00 WIB," kata Ketua Panitia Aan Anshori yang juga Ketua Lembaga Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama (LBH NU) kepada VIVAnews Kamis, 30 Desember 2010.
Dijelaskan, kirim doa tersebut diikuti ratusan orang dari berbagai eleman agama seperti Islam, Kristen, Hindu, Buddha dan Aliran Kepercayaan.
Rangkaian acara diawali dengan pembukaan dan sambutan oleh Ketua Majelis Daerah (MD) GKJW Surabaya Barat, Pendeta Sunardi. Kemudian, dilanjutkan dengan pembacaan doa secara maraton dari berbagai agama secara bergantian.
"Pertama pembacaan Yasin dan Tahlil disambung dengan doa dari agama Kristen, Hindu, Buddha dan Aliran kepercayaan. Semua ditujukan untuk Gus Dur," kata Aan.
Usai doa bersama kemudian diselingi pembacaan orasi kebudayaan 'Pembelaan Gus Dur Terhadap Minoritas' yang dibawakan oleh Pendeta Simon Filantropa, yang juga menjabat sebagai Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jatim.
Pembacaan orasi menggambarkan kegigihan dan ketabahan perjuangan Gus Dur dalam memperjuangkan dan melindungi kaum minoritas. Di contohkan, saat mantan presiden itu mengeluarkan kebijakan untuk mengakui keberadaan warga China dengan Kong Hu Chu-nya sebagai agama dan keyakinan.
"Konkretnya, seperti yang kita ketahui, Hari Raya Imlek yang juga ditetapkannya sebagai hari libur nasional," katanya.
Dengan pelaksanaan acara tersebut diharapkan sikap dan perilaku yang dilakukan Gus Dur dapat ditiru oleh presiden lainnya di Indonesia. Tujuannya, agar tidak ada lagi diskriminasi terhadap kaum minoritas dan kepada siapapun.
SBY dan Mega Diundang Ziarah Budaya Gus Dur
"SBY, Bu Mega, Habibie dan sejumlah pejabat juga sudah kami undang untuk acara ini."

Gus Dur

Mengenang satu tahun wafatnya mantan Presiden RI Keempat, Abdurahman Wahid atau Gus Dur, sejumlah seniman dan budayawan akan menggelar acara ziarah budaya di kediamannya di Ciganjur, nanti malam.
"Namanya juga ziarah berarti mendatangi kembali pemikiran-pemikiran Gusdur, ide dan gagasan Gus Dur," ungkap putri Gus Dur, Inayah, Rabu, 29 Desember 2010.
Rencananya, ziarah budaya akan dihadiri oleh Putu Wijaya, Sujiwo Tedjo, Butet Kertaradjasa, Ratna Riantiarno. "SBY, Bu Mega, Habibie dan sejumlah pejabat juga sudah kami undang untuk acara ini," ujar Inayah.
Acara yang berlangsung usai gelaran nontong bareng final AFF ini juga akan dimeriahkan dengan barongsai dan apresiasi seni musik serdadu yang mengandalkan instrumen musik dari barang bekas pakai.

Sebelumnya, Gus Nurudin kerabat dan santri Gus Dur mengatakan, ada alasan mengapa juga digelar acara nonton bareng Final Piala AFF 2010 antara Indonesia vs Malaysia.

"Gus Dur pengamat sepakbola tahun 80-an, ia dikenal dengan prediksi-prediksinya yang akurat," kata Gus Nurudin.

Ia menambahkan, untuk mengenang Gus Dur tidak selalu dengan pemikirannya tapi juga kebiasaan dan kegemaran almarhum yaitu sepakbola. "Bola bagian dari Gus Dur," ujarnya.
Diposkan oleh JAMBI GLOBAL di 21:51
Label: JAMBI GLOBAL

------
 Misteri Amblesnya Makam Gus Dur
Jum'at, 18 Februari 2011 | 13:22 WIB

TEMPO Interaktif, Surabaya -- Pengasuh Pesanten Tebuireng Jombang Kiai Sholahuddin Wahid (Gus Sholah), Jum'at (18/2) mengatakan, makam mantan Presiden Kiai Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, kembali ambles pada Selasa (15/2) lalu.

Amblesan ini merupakan kali sekian mengingat makam tersebut masih berupa tanah dan belum dilakukan proses pengkijingan (dicor)."Hujan sangat lebat tanahnya ambles biasa," kata dia.

Hanya saja, karena mengaku sedang berada di Jakarta, Gus Sholah tidak mengetahui secara pasti apakah amblesan ini sampai membuat kain kafan jenazah Gus Dur kelihatan. "Saya tidak tahu, hubungi saja Tebuireng," kata dia.

Saat ini beredar kabar mengenai jasad Gus Dur yang masih utuh. Kabar itu menyebutkan, pada Selasa lalu, hujan lebat membuat makam Gus Dur  ambles dan gerowong hingga membuat kain kafan maupun jasad Gus Dur terlihat dan masih utuh.

Gus Sholah sendiri mengatakan, sebagai pengasuh pesantren dan penanggung jawab kompleks makam di Tebuireng, dirinya sudah perintahkan para santri untuk membenahi amblesan makam kakaknya itu. "Saya beberapa hari ini di Jakarta, coba tanya langsung saja ke Tebuireng," ujar Gus Sholah.

Dihubungi terpisah, salah satu pengurus pondok, Lukman Hakim membenarkan amblesan ini. Hanya saja dengan berbagai alasan, dirinya enggan bercerita apakah tanah makan yang amblas itu sampai membuat kain kafan dan jazad Gus Dur terlihat. "Saya tidak berani mas, takut, telpon romo kyai (Gus Sholah) saja," katanya singkat.

Fatkhurrohman Taufiq. http://www.tempointeraktif.com/hg/surabaya/2011/02/18/brk,20110218-314342,id.html
--------------
Makam Gus Dur Dikabarkan Juga Pancarkan Sinar
Tribunnews.com - Sabtu, 19 Februari 2011 18:14 WIB
Share on Facebook Share on Twitter  Print Berita Ini   +  –

TRIBUNNEWS.COM, JOMBANG - Kabar amblesnya makam Gus Dur dan memperlihatkan kain kafan yang masih putih bersih, Jumat (18/2/2011), ditanggapi beragam. Munasir Huda, warga Desa Cukir, Kecamatan Diwek menyatakan fenomena seperti itu sangat mungkin terjadi pada Gus Dur. “Itu menunjukkan sifat kewalian Gus Dur,” kata Munasir Huda, Direktur LSM Alharaka.

“Kami mendengar jika jasad mendiang Gus Dur tidak hanya itu, malah saat ambles, tampak sinar muncul dari dalam tanah yang memancar dari jasad beliau,” tutur Munasir Huda.

Huda meyakini, fenomena itu bisa terjadi pada Gus Dur, yang wafat pada 30 Desember 2009 itu. Sebab, sepak terjang dan perjuangan Gus Dur selama ini menunjukkan dirinya dekat dengan sifat wali. “Apalagi kejadian amblesnya makam hingga terlihatnya jasad Gus Dur yang masih utuh itu bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi. Allah itu Maha Besar. Kalau Allah berkehendak, apa yang tidak mungkin bisa terjadi. Ini menunjukkan sifat kewalian Gus Dur kian kentara,” katanya.

Ketua MUI Jombang KH Cholil Dahlan menyatakan, fenomena jasad utuh setelah dimakamkan bertahun-tahun bukan hal aneh. Sebab, dalam hadis antara lain sudah dinyatakan, Allah akan menjaga jasad orang tertentu dari dimakan tanah.

Orang-orang khusus atau tertentu itu, menurut KH Kholil, ciri-cirinya antara lain jasad orang yang hapal Alquran, sekaligus menjaga amalannya sesuai nilai-nilai Alquran itu.

“Sangat mungkin karena Gus Dur dikenal istikomah (konsisten) dalam menjalankan syariat Islam. Istikomah melakukan amalan sesuai nilai-nilai yang terkandung dalam Alquran,” dalih KH Kholil.

Fenomena ini, menurutnya, akan memberikan pelajaran kepada yang hidup agar menjalankan amalan yang sesuai nilai-nilai Alquran.

Ahli Geologi Jogjakarta Agus Hendratno pernah menyatakan, dari teori geologi, bisa saja jasad yang dikubur akan tetap utuh. Penyebabnya mungkin saja di dalam tanah tidak terdapat hewan organik yang bisa mengubah jasad manusia, seperti kulit dan daging menjadi tanah.

“Sebenarnya peristiwa utuhnya jenazah masuk lebih kepada urusan spiritual. Tapi kalau mau dikaitkan dalam teori geologi, bisa saja di liang lahat itu tidak terdapat hewan organik,” urainya.

KH Said Budairy pernah membahas jasad yang diketahui masih utuh walau sudah meninggal beberapa tahun. Menurutnya, jasad itu dilindungi Allah. “Biasanya yang jasadnya seperti itu adalah orang-orang yang hafidz (hapal) Alquran dan alim,” jelasnya.

Sekadar diketahui, peristiwa jasad utuh tidak hanya dialami oleh Gus Dur. Agustus 2009, warga Tangerang dikagetkan ketika menyaksikan jasad Kiai Abdullah Mukmin masih utuh. Padahal usia jasad sudah 26 tahun. Kiai Abdullah adalah guru agama. Pada tahun 1950-an, setelah belajar di Darul Ulum, dia ke Makkah selama 25 tahun.

Peristiwa sama terjadi di Banjarmasin September 2009. Saat itu makam Murah bin Jamil dibongkar untuk dipindahkan. Pihak keluarga kaget, kondisi rangka, kulit, daging rambut dan gigi masih tetap terpasang. Padahal Murah bin Jamil telah meninggal 8 tahun sebelumnya.

“Beliau dikenal orang yang sederhana, baik hati dan perhatian dengan keluarga. Bahkan, beliau sayang dengan masyarakat sekitar,” kata seorang anggota keluarga, waktu itu.

Di Pekalongan, ada jasad dikubur lebih dari 30 tahun masih utuh. Bahkan kain kafan dan talinya tak rapuh. Sayangnya, warga tidak mengetahui nama dan ahli waris dari jenazah itu.

------------------------------------------------------------
Pasca Ambles, Peziarah Diperkirakan Membludak
Posted By PASTINEWS.COM - Portal Berita Paling Pas On 18 Feb 2011.

Jombang – AKBP Samudi SIK, Kapolres Jombang mengaku siap amankan makam KH.Abdurahman Wahid atau Gus Dur dari membludaknya peziarah pasca beredar kabar bahwa jasad mantan presiden RI ke IV masih utuh meski telah tertanam setahun lebih. Dalam keterangan persnya, Samudi menegaskan pihaknya dalam waktu dekat akan melakukan koordinasi ke pengasuh pondok pesantren Tebu Ireng untuk memastikan hal tersebut.

“Areal makam Gus Dur itu milik keluarga jadi kami tidak berhak untuk bertindak pro aktif. Namun jika diminta kita akan siap membantu amankan makam Gus Dur dari membludaknya para peziarah,” tegas Samudi menjelaskan, Jumat (18/2/2011) kepada sejumlah wartawan.

Antisipasi yang dilakukan nantinya, menurut Samudi masih akan dibahas belakangan. Selain areal makam Gus Dur adalah privasi, pihaknya juga mengaku belum mendapat kabar tentang fenomena langka ini. “Kita malah baru tahu ya dari anda-anda ini. Namun apapun itu, kita akan siaga dan sewaktu-waktu diminta kita sudah siap,” ujarnya menambahkan.

Sementara itu, berdasarkan pantauan di lapangan pasca amblesnya makam Gus Dur, sekeliling areal makam telah dibangun tembok penahan air. Tembok setinggi 30 cm ini, dibangun hari Rabu (16/2/2011) dan telah selesai sehari kemudian guna mengantisipasi derasnya terjangan air hujan.

Mohammad Hasan, salah satu penjaga keamanan pondok pesantren Tebu Ireng mengatakan, selain dibangun tembok penahan di sisi utara pusara Gus Dur juga disediakan pasir. “Hal ini dimaksudkan kalau sewaktu-waktu hujan deras, dan tanah ambles lagi pasir itu untuk menutup lubang dengan segera,” jelas Hasan menerangkan. [but/bjt]

-----------------------------------------
Berita dari sumber lain
Hujan deras yang mengguyur kota santri Jombang membuat makam KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Ponpes Tebuireng, Jombang, ambles. Yang lebih mengagetkan, jasad presiden keempat itu masih utuh. Kain kafan yang membungkus jasad Gus Dur masih utuh dan putih.
Zainul, salah satu petugas keamanan pondok mengatakan, amblesnya makam Gus Dur terjadi tiga hari lalu. Saat itu pengunjung makam Gus Dur sedang tinggi-tingginya. Sudah begitu, hujan deras terus mengguyur kawasan Tebuireng. AKibatnya, makam mantan Ketua PBNU tersebut ambles.
Praktis, kejadian itu membuat penghuni Tebuireng kalang kabut. Mereka beramai-ramai melihat kejadian aneh tersebut. Sebuah lubang akibat gerusan air menganga lebar sehingga menampakkan kain kafan pembungkus tubuh tokoh yang dikenal dengan berbagai anekdotnya ini.
“Subhanallah, kain kafan Gus Dur masih utuh. Putih bersih seperti baru,” kata Zainul, Jumat (18/2/2011).
Dia menambahkan, kejadian itu pertama diketahui oleh pedagang asongan yang biasa menjual VCD tentang Gus Dur. Pedagang asongan itu bernama Waldi.
“Namanya pak Waldi, ia melaporkan kejadian itu ke saya yang kebetulan sedang berjaga di pos utara (pos pintu keluar masuk para peziarah),” tambah Zainul.
Zainul menerangkan seketika ia berlari menuju areal makam. Dalam hitungan detik lubang di pusara Gus Dur ini pun segera ditutupi dengan pasir ala kadarnya.
Baik penjaga dan pengurus pondok langsung membuat barisan blokade untuk menutupi lubang di pusara Gus Dur. Hal ini dimaksudkan agar peziarah tidak sampai mengambil gambar. Pasalnya, jasad Gus Dur yang sudah setahun lebih dimakamkan masih tetap utuh.
Hanya saja, kabar fenomena langka tersebut terkesan disembunyikan oleh pengurus pondok lainnya. Salah satunya M.Hasan, salah satu penjaga pos utama pondok pesantren Tebu ireng. Bapak kandung dari Zainul, penjaga yang kali pertama menerima laporan amblesnya makam Gus Dur ini menceritakan, dirinya juga ikut menutupi lubang dimakam Gus Dur tersebut.
Di bawah guyuran hujan itu dia mengaku bersama empat orang yang lain termasuk anaknya Zainul, melihat sesuatu yang ganjil. “Tapi saya nggak berani cerita, itu bukan wewenang saya,” kilah Hasan.
Hingga saat ini di lokasi makam Gus Dur sudah diberi pembatas. Hal itu dilakukan agar pengunjung tidak menerobos masuk. Selain itu makam yang ambles tersebut sudah di tutup pasir. Bahkan, segunduk pasir masih tersedia di samping makam tersebut.


0 komentar:

Posting Komentar